Thursday, August 30, 2012

It's a Triangle, #1

 
by: admin vz ^^
enjoy :))
 
 
Ditengah jalan yang ramai terlihat couple yang mesra sedang bercanda ria dan saling menjahili. Aah, so sweet~
 
"Kamu kan ad eskrim sendiri, huhuuu," ucap Seohyun sambil memukul lengan Kyuhyun. Kyuhyun tertawa dan berusaha melindungi diri sendiri.
 
"Aiya, aiya," Kyuhyun tertawa, "Hahaha, maaf maaf," ucap Kyuhyun.
 
Serangan terakhir Seohyun mencubit pinggang Kyuhyun, dan membuat Kyuhyun meringis dan terdiam. Ditengah meringis kesakitan, Kyuhyun juga tertawa. Orang yang berlalu lalang mungkin berpikir dia sudah tidak waras.
 
Kyuhyun berdiri tegak menatap kekasihnya yang didepan memakan eskrimnya seperti anak kecil.
 
"Aah," dia berteriak kecil masih trtawa. "Kamu tau saja dimana kelemahanku," ucap Kyuhyun sambil memegang pinggangnya.
 
Seohyun menjilat eskrim stroberinya dan hanya memberi senyumannya yang innocent.
 
Kyuhyun jalan mendekat dan dia merangkul Seohyun. Dia menatap Seohyun yang senangnya memakan eskrimnya itu. Kyuhyun menyodorkan eskrim coklatny, "Mau?" tawar Kyuhyun. Seohyun menyipitkan matanya menatap Kyuhyun. Ketika bibir Seohyun mendekat, dengan jahilnya Kyuhyun menarik eskrim dan dijilatnya.
 
"Ya!!!" protes Seohyun sambil memukul dada Kyuhyun berulang-ulang. Yang dipukul tertawa kesenangan karena telah menjahili kekasihnya.
 
.......
 
Couple yang tadi dijalan yang ramai sekarang dijalan yang sepi seperti berada di dunia sendiri.
 
Kyuhyun mengelum bibir Seohyun yang jarak mereka dibatasi oleh pagar rumah Seohyun. Kemudian mereka menarik kepala mereka, mereka dua sama-sama tertawa.
 
"I have a great date," bisik Kyuhyun mencium pipi Seohyun. Seohyun mengigit bibirnya, "Me too,"
 
Ketika mata Kyuhyun tertutup lagi dan mencodong ke depan. Seohyun menutup mulunya menggunakan telapak tangannya dan menahan tawa. Dengan perlahan dan hati-hati dia mundur tanpa mengeluarkan suaranya.
 
Kyuhyun merasa keberadaan Seohyun menjauh, dahinya berkerut. Kemudian dibukanya mata rupanya Seohyun sudah menjauh darinya. Setelah Kyuhyun membuka mata, Seohyun akhirnya menyebur tawanya yang daritadi tertahan.
 
Kyuhyun ikut tertawa, "Ya!!!" protes Kyuhyun.
 
"Sampai jumpa besok," ucap Seohyun selamat tinggal. Sebelum Seohyun membuka pintunya Kyuhyun memanggil Seohyun. Seohyun menoleh kebelakang.
 
"Aww," sahut Seohyun melihat wajah mohon Kyuhyun. Kemudian Seohyun akhirnya mendekat dan memberi kecupan singkat dipipi Kyuhyun. "Bye," kata Seohyun kemudian memasuki rumahnya meninggalkan Kyuhyun didepan rumahnya.
 
Setelah berdiri lebih kurang 5menit. Kyuhyun menjauh dari rumah Seohyun dan berjalan pulang kerumah sendiri yang tidak cukup jauh.
 
.......
 
Seorang gadis memasuki sebuah apartment yang terletak di lantai 12. Karena dia ada kunci apartment tsb, dia tidak usah repot repot menekan bel.
 
Dia memasuki apartment tsb. Ruangan semua sangat gelap. Tangannya meraba-raba dinding mencari saklar, ketika menemukannya lampu tidak hidup ketika dia menekannya.
 
Dengan hati-hati dia melangkah maju, "Yonghwaaa" panggilnya.
 
"....."
 
Tidak ada panggilan dia memanggil entah siapa yang bernama 'Yonghwa'.
 
"...."
 
Dia mulai panik dan takut. Tiba-tiba suatu ruangan ada cahaya remang-remang. Dapur. Dia meneguk ludahnya, kemudian jalan mendekat dapur. Di meja makan terdapat 2lilin yang menyala tetapi dia tidak dapat menemukan siapapun disana.
 
"Hello???" serunya.
 
Air mata berkumpul di pelupuk matanya. Kemudian dia tiba-tiba dapat merasakan sebuah tangan melingkari pinggangnya dan sesuatu basah menempel di lehernya.
 
Dia menutup wajahnya karena ketakutan, "KYAAAAA" teriaknya.
 
"Hey hey hey. Ssttt sttt. Ini aku," bisik suara lelaki menenangkan perempuan tsb. Perempuan itu menatap lelaki yang memeluknya kemudian menanam wajahnya ke dada lelaki tsb.
 
"Jahat! Aku panggil kok g jawab sih," rengek gadis itu. Lelaki itu tertawa, dia menepuk puncak kepala perempuan itu. "Mianhaee." katanya dengan perasaan bersalah.
 
"Hey, lihat di meja makan," bisik lelaki itu pelan di telinga perempuan itu. Perempuan itu mengangkat kepalanya dan menoleh ke meja makan. Perempuan itu tertegun. "Sejak kapan..."
 
"Aku menggunakan waktuku dengan baik wkt kmu mati ketakutan," ejek laki itu. Perempuan itu mengerucutkan bibirnya.
 
"Jangan cemberut dong. Padahal hari ini hari ulang tahunmu,"
 
"Ulang tahunku be--" "eits," lelaki itu menekan bibir perempuan itu dengan telunjuknya. Membuat perempuan itu terdiam. Kemudian lelaki itu mengeluarkan hpnya.
 
00:03
 
"3 menit yang lalu sudah hari ulang tahunmu," kata laki itu sambil menatap mata perempuan tsb. "Yonghwa" laki itu mengangkat dagu perempuan itu dan memakan jarak wajah mereka. Mereka berdua menutup mata mereka dan berciuman di kegelapan yang hanya disinari 2 lilin yang menyala.
 
.....
 
Sinar matahari yang silau menyinari matanya membuat mata Seohyun sakit. Seohyun mengerjap-ngerjap matanya utk membiasakan matanya sama sinar tsb.
 
"Wake up, sleepyhead," suara yang familiar itu membuat Seohyun tersenyum.
 
"Morning too," ucap Seohyun dan dengan perlahan dia bangkit. Seohyun mengucek-ucek matanya. Kyuhyun memberi kecupan di dahi Seohyun, "Aku tunggu dibawah," kata Kyuhyun.
 
Kyuhyun bangkit dan meninggali kamar Seohyun. Seohyun merentangkan tangannya tinggi-tinggi. Mata Seohyun beralih ke kotak musik yang terletak di meja riasnya.
Hadiah 4tahun lalu.
 
'Apa maksudnya tadi?' batin Seohyun.
 
....
 
"Mwoo?!" seru Yuri dengan lantangnya dan tidak sadar. Seohyun langsung menutup mulut Yuri dengan telapak tangannya. "Siiihhh....." Seohyun menempel telunjuk sendiri ke bibirnya sendiri.
 
"Setelah melupakannya, baru pertama kali ini mimpi dia?" tanya Yuri dengan volume yang sangat sangat kecil. Seohyun mengangguk kepalanya dengan dahi berkerut.
 
"Aku dengar... Setelah sekian lama ga ketemu, tiba-tiba kamu mimpi seseorang itu. Kemungkinan dia balik ke kehidupanmu lo..." ucap Yuri.
 
Dan gagasan itu membuat Seohyun speechless.
'Balik?' batin Seohyun
.....
 
Lee seonsaengnim yang sudah menjadi guru wali kita selama 5tahun memasuki kelas. Tanpa disuruh, murid-murid sudah duduk di tempat masing-masing.
 
"Nah, aku ada pengumuman, hari ini kelas kita akan ada murid baru..." ucap Lee seonsaengnim dengan tenang.
 
Kelas mulai berbisik-bisikan, semua pada penasaran. Siapa dia, dari mana dia. Perempuan berharap cowok keren. Laki-laki berharap cewek cantik / seksi.
 
-Seohyun pov-
 
Tiba-tiba perasaanku mulai tidak enak. Degup jantungku tidak normal. Aku menatap Yuri dengan cemas, aku ingat gagasan Yuri tadi. 'Jangan-jangan....'
 
Lee seonsaengnim berdehem membuat kelas terdiam. "Dia dulu pernah menjadi murid sekolah ini, dan menjadi muridku. Aku tahu beberapa dari kalian pasti masih mengingatnya." Apa hanya perasaanku atau Lee seonsaengnim memang menatapku.
 
"Masuk!"
 
Mataku melebar, aku biasa merasakan jantungku berhenti berdegup dan aku menahan nafas.
'Tidak.... Tidak mungkin...'
 
Yuri dengan lekas menatapku dan aku membalas menatapnya. Kita sama-sama tidak percaya ini. Aku tidak percaya ini.
 
Dia membungkuk.
"Annyeong haseyoo. Jung Yong Hwa imnida"
 
"Waaaahhh!!!!"
 
-tbc-

Saturday, March 24, 2012

I'll Always Be At Your Side, chp:13

By: admin vz~

enjoy~

...
...
...
Seorang gadis sedang menopang dagu dan satu tangannya lagi sedang memain-mutar pensil mekanik berwarna kuning. Matanya menatap kedepan melihat papan, bisa dilihat perempuan itu seperti sedang serius mendengar ocehan-ocehan yang keluar dari gurunya itu.


Kalau lebih dekat, rupanya matanya menatap kedepan kosong, orangnya ada tetapi sepertinya pikirannya sedang melayang-layang. Tiba-tiba dia merasa tepukan pelan dibahunya. Dia melihat sekeliling melihat sebagian menghilang dan sebagian sedang bermakan ria. Sudah bel rupanya dan dia tidak tau karena sedang sibuk melamun.


Terasa lagi tepukan pelan, dia mendongak keatas dan rupanya teman sekelasnya memanggilnya, “ada apa Luna?” tanyanya.


“Yuri-ssi, Eunhyuk-ssi sudah menunggu didepan lo” jawab Luna sambil melirik ke luar dan berdirilah Eunhyuk bersandar didinding.


Yuri kemudian mengambil bekal makanan dari tasnya dan menggumamkan ‘thanks’ kepada Luna. Dan melesat pergi  mendekati Eunhyuk.


...


Seperti biasa, bel istirahat sudah berbunyi dan disni sekarang bersandar di dinding didepan kelas pacarnya, menunggu pacarnya sambil menunduk kepalanya dan kedua tangannya diselipkan disaku. Siswa-siswi yang memberi salam tidak dihiraukan, tapi mereka maklum karena pangeran mereka sedang mempunyai masalah makanya murung. Padahal biasanya akan dibalas dengan senyumannya yang charming itu.


Tap tap tap...


Eunhyuk mengangkat kepalanya dan menemukan pacarnya yang cantik itu sedang berdiri, sambil tersenyum manis. Dan, tangannya yang sedang memegang, bekal?


“Kamu tidak apa-apa?” tanya pacarnya lembut. Eunhyuk menjilat bibirnya yang tiba-tiba terasa kering. Kemudian dia menggeleng kepalanya pelan.


Yuri menghela nafas, kemudian tangannya meraih memegang pipi Eunhyuk yang terlihat, “benarkah? Kamu terlihat pucat lo, Hyuk” tanya Yuri lagi khawatir.


Pacarnya kelihatan pucat dari biasanya. Pacarnya terlihat lebih murung dari biasanya. Pacarnya terlihat sangat diam dari biasanya. Dan Yuri tidak menyukai itu.


Eunhyuk menjawab dengan anggukan kecil. Dia terasa malas dan berat untuk mengeluarkan suara walaupun cuman ucap beberapa kata saja.


Tangannya yang putih itu memegang tangan Yuri yang lembut dan putih itu yang sedang memegang pipinya dengan lembut. Dan menarik tangan Yuri dan menaruhnya ke bibirnya. Diciumnya dan dihirupnya aroma pacarnya itu. Begitu menenangkan.


Tetapi, dia lebih kangen aroma favoritnya itu. Sunny, aroma khasnya yang sangat menenangkan dan memabukkan. Begitu berbeda dengan aroma pacarnya ini. Dia begitu berharap perempuan yang dihadapannya ini bukan Yuri. Keterlaluan, tetapi dia sangat kangen dengan Sunny.


“Hyuk, aku buat bekal untuk kita berdua lo. Makan yuk, keburu masuk nanti” ucap Yuri pelan. Masih posisi tadi, Eunhyuk mengangguk kepalanya dan menggandeng tangan Yuri. Kemana? Kemana lagi kalau bukan atap, tempat kesukaan mereka untuk pacaran.


...


...


Seorang pemuda dengan muka baby facenya sedang berdiri disebuah pintu. Tangannya memegang kaleng yang merupakan minuman Pocari Sweat. Dia berdiri disana karena dia melihat dua teman baiknya sedang makan. Yuri dan Eunhyuk, kedua teman baiknya itu yang sudah pacaran sangat lama.
Tiba-tiba kakinya terasa berat untuk melangkah memasuki atap melihat Eunhyuk. tapi, daripada dibawah di kantin yang sangat ramai dan berisik itu. Mau tidak mau masuk juga.


...


Eunhyuk membuka matanya yang tadi dia tutupi dengan punggung tangannya. Dia mengerutkan dahinya melihat pemuda itu masuk. Bukannya dia tidak suka, ayolah, dia itu adalah sobatnya. Tetapi, entah lah, Eunhyuk sedang merasa tidak mau ketemunya.


“Donghae” panggil Yuri.


Pemuda itu, Donghae, melemparkan senyuman tipis kepada Yuri. Kemudian menoleh ke Eunhyuk yang menatap datar kearahnya. Begitu juga Donghae.


“sudah makan?” tanya Yuri.


Donghae menoleh ke arah Yuri lagi dan memberi senyuman tipis –lagi-, Donghae menggeleng kepalanya pelan. Yuri mengangkat sebelah alisnya, “kenapa belum?”


“tidak ada mood, Yuri” jawab Donghae kemudian jalan menuju pinggiran atap yaitu berdiri di sebelah Eunhyuk yang sedang duduk sambil menutup matanya.


Yuri terdiam, dia tau banget kenapa Donghae tidak ada mood makan. Siapa lagi kalau bukan ‘matahari’nya dengan Eunhyuk. Eunhyuk juga tidak ada mood makan, terlihat kali dari bekal yang susah-susah dibuat Yuri baru dimakannya seperempat.


“kamu akan menjenguk Sunny nanti?” tanya Donghae sambil menatap Eunhyuk.
Tau pertanyaan itu dilontarkan ke Eunhyuk, Eunhyuk tidak mau membuka matanya menatap mata Donghae. “tidak” jawab Eunhyuk singkat.


Donghae tidak bertanya lagi, dia diam dan menutup matanya. Menikmati hembusan angin yang dirasakan kulitnya itu. Lagi-lagi pikirannya melayang. Melayang ke...


“Sunny”


...


Sepeda Eunhyuk berhenti di sebuah rumah yang sederhana tapi terlihat nyaman itu. Yang dibelakang dengan elegan turun dari sepeda Eunhyuk. dia menyisir rambutnya yang terlihat agak berantakan dengan jari-jarinya itu.


“masuk sebentar dulu, Hyuk?” tanya Yuri.


Sudah biasa Yuri bertanya begitu, tapi semenjak kecelakaan yang dialami Sunny, dia tidak bertanya lagi. Karena setiap bertanya, Eunhyuk menolak dengan alasan ‘aku lelah’ atau ‘aku mau menjenguk Sunny’
Tapi mumpung tau tau dia hari ini tidak menjenguk Sunny, Yuri bertanya.


Tapi ajakan Yuri ditolak halus oleh Eunhyuk dengan senyuman yang sedikit dipaksakan dan gelengan kepala. “hari ini aku mempunyai bnyk pr yang harus dikerjakan” kata Eunhyuk.


Eunhyuk mengelus puncak kepala Yuri halus. Masih tersenyum, “kamu pasti lelah, hari ini kamu kebanyakan melamun lo, istirahatlah” ucap Eunhyuk lembut.


Semburat merah muncul di kedua pipi Yuri, Yuri tau pikirannya hari ini melayang. Tidak disangka, pacarnya yang kacau ini menyadarinya. Yuri senang pacarnya masih mengkhawatirnya.
Tangan besar Eunhyuk yang masih dipuncak kepala Yuri tiba-tiba mendorong kepala Yuri maju. Dan membuat Yuri mendekat ke arah Eunhyuk. jarak yang tipis, mata mereka bertemu. Perlahan jarak mereka menipis dan menipis, mata kedua insan itu tidak bisa mengalih pandangan mereka.


Yuri dapat merasakan hembusan nafas Eunhyuk. Yuri meneguk ludahnya, jantungnya sekarang berdetak tidak karuan, mudah-mudahan Eunhyuk tidak terdengar suara jantungnya. Perlahan, Yuri menutup matanya ketika merasa bibir Eunhyuk mendekat ke bibirnya.


Eunhyuk tersenyum tipis, dan ini bukan paksaan. Dia senang menggoda pacarnya ini, senang lagi melihat muka pacarnya ini. Dengan jahatnya, yang diharapkan Yuri malah tidak terjadi, Eunhyuk mendaratkan sebuah kecupan yang cukup lama didahi Yuri.


Merasakan bibir Eunhyuk yang menempel didahinya, mata Yuri melebar dan mukanya terasa amat panas, oh tidak. Bibir Eunhyuk kemudian mendekat ke telingat Yuri. “dasar nakal” bisik Eunhyuk dengan seksinya.
Yuri ingin sekali terjun dari laut ketika menyadari reaksinya yang sangat bodoh. Melihat wajah Yuri yang sangat merah melebihi stroberi kesukaannya, membuat Eunhyuk tertawa terbahak-bahak. Sudah lama tidak tertawa lepas semenjak kejadian itu. Terima kasih kepada pacarnya yang lucu dan enak digoda, Eunhyuk bisa tertawa.
...


Couple yang bermesraan tadi dan sekarang pacarnya salah satu tertawa lepas dan satu lagi yang mukanya sedang memerah tidak sadar. Tidak sadar bahwa, dari tadi, ada sepasang mata yang terus mengamati mereka.


Yang melihat terus mengerutkan dahinya, artinya bahwa dia sangat tidak suka pemandangan yang sedang dilihatnya sekarang. Kedua tangannya mengepal erat.


Dengan perlahan, dia jalan mendekat. “Yuri”


...


Tawa Eunhyuk terhenti dan menatap seorang pemuda yang sedang menatap datar kearahnya dan Yuri. Yuri menoleh ke arah sumber.


Tidak dapat disembunyikan oleh Yuri bahwa terkejutnya dia melihat yang dilihatnya sekarang.
Eunhyuk menatap bingung ke pemuda itu. Bingung lagi melihat raut wajah Yuri yang terkejut itu. “temanmu, Yuri?” tanya Eunhyuk.


“a...” “iya! dia... dia teman anak eommaku, dia pernah pergi jauh dan dia baru balik kayaknya, ya kan Henry?” potong Yuri cepat. Dia tidak tau apa yang akan dijawab pemuda itu yang bernama Henry tadi. Tapi dia tidak mau tau.


“kenapa kamu terkejut kali melihatnya?” tanya Eunhyuk bingung lagi. Yuri menatap Eunhyuk dengan senyuman canggung, “Henry ini teman baikku lo dari kecil, dia akhirnya balik ke Korea aku senang kali dan terkejut. Be...begitulah” jawab Yuri cepat, super cepat.


“kamu?” tanya Henry sambil menaik sebelah alisnya. Tangan Eunhyuk merangkul bahu Yuri mesra, “aku pacar Yuri, salam kenal. Hyuk Jae, tapi biasa dipanggil Eunhyuk” jawab Eunhyuk memperkenalkan diri.
Yuri menunduk kepalanya, dia tidak berani menatap Henry yang terlihat shock dengan jawaban Eunhyuk.
Eunhyuk melepas rangkulannya, dan siap-siap mendayung sepedanya jauh. “senang berkenalan dengan mu Henry, aku harus pergi sekarang. Bye” pamit Eunhyuk, sebelumnya dia mencium pipi Yuri yang menunduk.


...


Setelah Eunhyuk menjauh, Yuri jalan menuju pintu rumahnya. Dia tidak peduli Henry yang sedang menatap tajam kearahnya.


“aku tidak nyangka kamu cepatnya melupakan aku, Yuri” kata Henry pelan masih belum beranjak dari tempatnya.


“Hyuk Jae, dia masih belum tau tentang kita kan?” tanya Henry dengan suara agak meninggi.


Yuri terhenti. Dia membalik badannya yang tadi membelakangi Henry. dia mengerutkan dahinya, dadanya terasa sakit tiba-tiba. “kenapa...”


“kenapa kamu balik Henry?”


[to be continue]
 

Monday, March 12, 2012

I'll Always Be At Your Side, chp:12

by: adm vz
enjoyyy~


...
...
...

1 bulan sudah berlalu...
Tapi Sunny tidak juga bangun sampai sekarang. Matanya yang indah itu tertutup sempurna, senyumannya yang selalu terukir di wajahnya tidak terlihat. Tubuh Sunny tampak sangat tidak berdaya di tempat tidur yang ada di Rumah Sakit.

Dan keadaan Sunny tentu membuat teman-temannya yang menyanyanginya tersiksa. 

...

Pintu kamar rumah sakit Sunny terbuka pelan. Terdengar pula suara decitan yang tidak enak didengar. Masuklah lelaki dengan bahu yang lebar dan rambut berwarna blonde. Dia memasuki dengan muka datar matanya yang sayu menatap Sunny yang terlantar di tempat tidur. 

“sudah 1 bulan” gumamnya.

Dia menggertakan giginya. Melihat Sunny benar-benar menyakitkan hati dan matanya. “sudah 1 bulan. Tapi, kamu juga belum bangun. Mau sampai kapan mau menyiksa kami Sunny” suaranya meninggi.
Dia mengacak rambutnya frustasi. Baru menjatuhkan bokong ke kursi yang tersedia. Dia menghembus nafas pelan. Tangan kanannya meraih tangan Sunny dan tangan kirinya mengusap kepalanya pelan.
“jellba, jellbayo, cepatlah bangun” bisiknya sangat pelan, sampai suaranya tidak terdengar.
Tiba-tiba terdengar suara decitan pintu terbuka, Eunhyuk sama sekali tidak bergeming. Tatapannya kosong, didalam hati dia terus menyuruh Sunny cepat bangun.

...

Yang masuk menatap kedua temannya. Satu sedang terlantar, satu sedang stress dilihatnya. Dia tidak suka perubahan pacarnya. Semenjak Sunny kecelakaan, Eunhyuk menjadi murung. Dimana pacarnya yang berisik dan periang itu. Sudah diambil Sunny kah?

Dia berjalan mendekat, dia menaruh tangannya dibahu Eunhyuk. kemudian tangannya bergerak mengelus punggung Eunhyuk pelan. 

“Eunhyuk” panggilnya lembut.
Eunhyuk menutup matanya, dirasakan belaian Yuri yang membuatnya sedikit tenang. Tapi tidak cukup untuk membuatnya tidak khawatir pada Sunny.

“gimana kalau dia tidak bangun selamanya?” gumam Eunhyuk. Yuri tersentak. Kenapa tiba-tiba membuat pertanyaan ini.

“Eunhyuk-ya”

“bagaimana kalau ditidur panjangnya Sunny tiba-tiba saja... menghilang” Yuri dapat mendengar isakan Eunhyuk. tangan Yuri yang masih setia mengelus punggung Eunhyuk dapat merasakan tubuh Eunhyuk bergetar. 

Yuri menutup mata, dia tahu benar apa maksud Eunhyuk. “menghilang”

Sudah cukup Yuri merasa sakit hati melihat Sunny, sekarang tambah lagi kata-kata Eunhyuk. mata Yuri memerah dan air mata sudah berkumpul di pelupuk matanya, melihat pacarnya yang begitu rapuh, seakan tidak lama lagi Eunhyuk akan roboh.

“bagaimana...” suara Eunhyuk meninggi. Sebelum dia dapat melanjutkan Yuri langsung menyambar memeluk Eunhyuk. membenam wajah Eunhyuk yang sudah basah di lehernya. Eunhyuk sedikit terkejut perbuatan Yuri tiba-tiba.

“Sunny-ya” bibir Yuri bergetar. Air mata mengalir begitu saja. “Sunny pasti bangun. Kita tinggal menunggu saja. Pasti, pasti sekali Sunny pasti akan bangun” kata Yuri sambil mengelus rambut Eunhyuk.
“dia tidak akan menghilang seperti yang kamu bilang. Dia... dia tidak begitu kejam tiba-tiba saja meninggalkan kita” tangisan Yuri menjadi-jadi. “dia pasti akan bangun, akan kembali di sisi kita, eommanya, dan kamu” kata Yuri mantap diantara isakannya.

Eunhyuk membalas pelukan Yuri. Dipeluknya Yuri erat, begitu juga sebaliknya. Eunhyuk menutup matanya rapat-rapat. “aku takut sekali...” air matanya mengalir dengan deras. Seperti air terjun yang terus mengalir kebawah.

“aku takut sekali kata-kataku akan menjadi kebenaran Yuri-ya” 

“aku takut” Eunhyuk tidak berhenti terus menggumam kata itu. 

...

Didepan pintu kamar rumah sakit Sunny. Berdirilah seorang pemuda yang tampan, wajahnya tampan tapi kelihatan kacau akibat airmatanya satu persatu menetes. Bibirnya bergetar. Tangannya menggengam sebuket bunga mawar kuning. Bunga kesukaan Sunny.

Orang-orang yang berlalu pasti berpikir dia orang gila. Didepan pintu, menangis, dan tiba-tiba saja terkekeh. Tertawa kecil. Tangannya menggengam sangat erat pada buket bunga mawar itu. 

Ingin sekali dia meninju wajah kebanggaan Eunhyuk. bisa saja Eunhyuk membuat kesimpulan begitu.
Tawa mereda, mulutnya tertutup rapat. Dia mengepal tangannya yang kosong erat, sangat erat dia sampai tidak memerdulikan kukunya yang lumayan panjang benam dikulit telapak tangannya. Dia pun berpikir demikian atas kesimpulan Eunhyuk.

Dia juga takut kesimpulan Eunhyuk akan menjadi kebenaran. Dia juga sempat berpikir begitu, tapi dibuangnya pikiran itu.

...

Dua teman baik yang sangat menyayangi Sunny begitu juga Sunny sangat menyayangi mereka. Bisa pula membuat kesimpulan yang menakutkan itu.

...

...

...

Eunhyuk memasuki kamar Sunny. Bisa dibilang lancang sekali memasuki kamar pemilik sementara pemilik lagi tidak ada. Karena pemiliknya sedang terlantar di rumah sakit. Setelah berhasil membuat kamar Sunny. Mata Eunhyuk tidak berhenti menjelajahi kamar Sunny.

Dua sudut bibirnya perlahan naik. Sudah lama dia tidak senyum. Dia melihat bayangan dirinya dan Sunny. Dia masih ingat waktu dia mengatakan Sunny cewek galak tidak manis alhasilnya Sunny ngambek (ada di chpter 1). Dia juga ingat ketika akhirnya dia diterima Yuri dia melupakan Sunny, dan tentu saja itu membuat Sunny marah habis-habisan dan menangis (ada di chpter 5).

Satu langkah dia memasuki wilayah kamar Sunny dia menutup pintunya pelan. Aroma khas Sunny perlahan menghilang karena sudah 1 bulan Sunny tidak ada di kamarnya. Dan di rumah sakit sama sekali tidak bisa mencium aroma khas Sunny karena dipenuhi aroma obat-obatan yang membuat hidung kita kurang nyaman.
Kaki Eunhyuk membawanya ke tempat tidur Sunny. Dibantingnya tubuhnya ke tempat tidur Sunny. Tangannya mengambil bantal Sunny dibuatnya menjadi guling kemudian di hirupnya dalam-dalam. Selalu saja aroma Sunny akan membuat Eunhyuk tenang,nyaman. 

Kemudian bayangan Sunny yang di rumah sakit datang begitu saja. Eunhyuk menggeram, dia membuat posisi tidurnya menjadi duduk. Diacaknya rambutnya frustasi kemudian menutup mukanya dengan kedua tangannya.
“Sunny” ucapnya lirih.

Mata Eunhyuk tiba-tiba menangkap sebuah buku kecil yang ada di meja rias dengan cover banyak love, khas cewek menurut Eunhyuk. Eunhyuk menuju meja rias kemudian diambilnya buku kecil itu. “buku diary” batin Eunhyuk. 

Kalau saja Sunny tau Eunhyuk membaca buku diarynya pasti Eunhyuk segera dikubur hidup-hidup. Dan tentu saja Eunhyuk tau resikonya. Tapi... dia sangat tergoda untuk membacanya. Lagipula salah Sunny sendiri membiarkan buku yang memenuhi rahasianya ditaruhnya begitu saja.
Eunhyuk mulai membuka halaman pertama Sunny.

...

21 June
Pertama kalinya aku menulis diary. Hmm. Aneh deh rasanya.
Ehm! Semua merasa senang sudah memasuki SMA. Semua orang bilang kehidupan SMA seperti di surga ya kecuali ujiannya yang lebih susah.
Tapi aku merasa tidak. Karena tadi pagi bisa saja teman baikku tidak menyadariku yang ada disampingnya karena sibuk bercanda ria dengan pacarnya. Dan pemandangan itu sangat sesak bagiku.
Dan ketika sudah menyadariku. Teman baikku mengkritik rambutku yang boyish. Not a good day for me.

Eunhyuk ingat betul kejadian ini. (chpter 8)

Eunhyuk terus membaca lembar demi lembar didalam diary Sunny. Terhenti lagi dan Eunhyuk membacanya dengan serius.

10 August
Muak, sakit, menyakitkan mata, menyakitkan telingaku!
Melihat kemesraan, kedekatan Yuri dan Eunhyuk. tentu saja aku senang mereka akrab dan mesra selayak orang pacaran.
Tapi, senangkah kamu ketika teman baikmu yang sudah menjadi pacar orang tapi kamu malah mencintainya.

Eunhyuk menghela nafas kasar. Dia ingin sekali waktu Donghae membentaknya mengatakan Sunny mencintainya itu adalah mimpi atau candaan. Tapi... ini...

Eunhyuk terus membaca. Membaca sampai halaman terakhir yang ditulis Sunny.

25 September
God! Kenapa Eunhyuk harus mengetahui alasan kenapa aku menghindarinya.
Sebelumnya semuanya seharusnya baik-baik saja. Dan begitu bodohnya aku mengatakan dengan entengnya. Hyuk, kamu tau. Ketika melihat punggungmu jalan menjauhiku. Ketika kamu mendoakan aku semoga aku menemukan laki lebih bagus dari mu dan tentu saja itu artinya kamu tidak mungkin bersamaku karena kamu sudah ada Yuri. Dan putuslah persahabatan kita yang sudah jaga bertahun-tahun.
Aku tau itu, tapi haruskah kamu bilang begitu. Tadi, ketika membantu mama masak. Aku mengambil alih memotong sayur. Ketika aku memegang pisau yang tajam itu, aku tujukan ke pergelangan tanganku. Ingin sekali mengakhir kehidupanku. Bagaimana kehidupanku tanpamu.
Saranghaeyo Eunhyuk. 

25 september, pertama kalinya Sunny tulis begitu panjang dan begitu menyakitkan di dadanya. Eunhyuk tampak terkejut dia langsung menutup buku diary Sunny dan dilemparnya ke meja rias asalan. Seperti buku itu adalah buku kutukan.

Dia terkejut. Dia menutup telinganya, dia mendengar suara Sunny yang membaca buku diarynya ketika tanggal 25 september. Dia tidak bisa membuang suara Sunny yang terus membaca dalam benaknya. Begitu menakutkan.

Terakhir kalinya Sunny tulis. Seperti terakhir kalinya Sunny tulis dan... poof! Menghilang begitu saja.
Eunhyuk duduk di sofa kecil yang ada didepan meja rias Sunny. Lagi-lagi air matanya mengalir, dia meremas rambutnya frustasi. Dia marah, benci pada dirinya. Dia marah karena tidak bisa membuat Sunny senang, dia benci dirinya karena selama ini dia membuat Sunny sakit hati.
Memang Eunhyuk termasuk kategori laki cengeng, begitu juga Donghae. dia tidak peduli. Sekarang dia ingin menumpah semuanya. SEMUANYA.

...
...

“aku pulang” kata Yuri sampai didalam rumahnya. Dia mengganti sepatu sekolahnya dengan sandal rumah membentuk panda kesukaanya menuju rumah. Dia merasa lelah sekali hari ini.

“Yuri” panggil seorang wanita separuh baya. Yuri menoleh kepalanya menatap wanita itu, “eomma” sahutnya. “tadi ada orang mengantar bunga. Dan sudah kutaruh dikamarmu” jelas eomma Yuri. Raut wajah Yuri penuh kebingungan, “dari siapa?” tanyanya. Eomma Yuri menaikkan bahunya. “lihat saja sendiri. Eomma tidak membaca kartu yang ada dibunga itu” jawab eommanya kemudian balik sibuk didapur.

Dahi Yuri berkerut. Dari siapa pikirnya, tidak mungkin dari Eunhyuk melihat pacarnya sangat kacau sekarang mana mungkin ada waktu menjadi romantis. Daripada sakit kepala memikir siapa yang kirim bunga itu Yuri segera menuju kamarnya.

...

Mata Yuri melebar melihat satu keranjang berisi beraneka bunga yang didalamnya. Senyuman berkembang, dia menatap takjum bunga keranjang itu. Sekarang kamarnya berisi aroma wangi bunga.
Kemudian mata Yuri menangkap sebuah kartu berwarna biru paster. Dibacanya tulisan yang terdapat di kartu itu. Seketika Yuri tidak percaya ini. Yuri terus menggeleng kepalanya.

“tidak mungkin” 

I’m back Yuri. Do you miss me? I hope you like these flowers.
Love, Henry

[to be continue]

Sunday, February 26, 2012

I'll Always Be At Your Side, chp:11

by: admin vz
enjoy~


...


Eunhyuk berlari secepat mungkin, nafasnya terengah-engah karena sudah capek tapi masih saja berlari. “Eunhyuk! tunggu! Kamu terlalu cepat!”teriak Yuri yang ikut lari tapi tertinggal jauh. Eunhyuk tidak mempeduli Yuri. Dia terus berlari menuju depan gerbang.

Sampainya di gerbang. Eunhyuk berhenti sebentar. Mengambil nafas kemudian menuju ke tempat kejadian. Diterobosnya orang-rang yang berkumpul. Matanya melebar, darah dimana-mana, darah yg begitu banyak. Tanpa disadari badan Eunhyuk bergetar hebat. Yuri mencapai bahu Eunhyuk, “kenapa Hyuk? Kamu tidak apa-apa?” tanya Yuri khawatir.

“da...darah... darah Sunny” ucap Eunhyuk terbata-bata. Yuri juga ikut syok. Eunhyuk bertanya kepada seseorang, “dimana perempuan yang ditabrak tadi?” tanya Eunhyuk. “su...sudah dibawa ambulans” jawabnya. Bola mata Eunhyuk menjelajahi semua tempat, kemudian dia melihat seorang yang berdiri tidak tegak, sempoyong-poyong, dahinya berdarah. Eunhyuk tebak dialah orang yang menabrak Sunny.
Tidak dipeduli orang itu dikelilingi polisi, dia langsung mencengkram kerah orang itu, “bedebah! Mati saja kau!” bentak Eunhyuk, serangan tinju mendarat di pipi orang itu. Dia masih mau serang tapi ditahan polisi, “tenangkan dirimu!” perintah polisi. “aku mau kamu mati! Kalau terjadi sesuatu sama Sunny kamu mati! Ingat itu!” bentak Eunhyuk, dia memberontak seperti tidak puas meninju orang itu satu kali saja. “Eunhyuk! hentikan!” teriak Yuri. Setelah agak tenang, Yuri membungkuk meminta maaf kepada polisi bagi pihak Eunhyuk. “jjeongmal mianheyo”

“Yuri, kita ke rumah sakit sekarang” desak Eunhyuk, ditariknya Yuri segera panggil taksi dan menuju rumah sakit. 

...

...

Taksi sesampainya didepan rumah sakit Eunhyuk langsung melesat keluar sebelum membayar. “tunggu! Kamu belum bayar! Woi!” teriak paman itu. “mianhae ahjussi, kita lagi buru-buru, ini uangnya tidak usah kembalian lagi. Gomawo yo!” Yuri juga langsung keluar mengikuti Eunhyuk.

Eunhyuk berlari tidak tau arah, akhirnya dia ke resepsionis. “Lee Soon Kyu, ruang pesakit itu mana?” tanya Eunhyuk tidak sabaran. “Lee Soon Kyu? Dia belum lama sampai. Dia lagi keadaan kritis dan sekarang lagi menjalankan operasi. Kamu kekiri terus lurus, disana ruang operasinya” jelas suster itu. “Eunhyuk!” panggil Yuri. “gomawo” jawab Eunhyuk singkat langsung segera ke ruang operasi.
Sunny...

Yuri terpaksa kejar Eunhyuk terus, walaupun sudah capek. Tapi daripada tersesat. “tunggu aku Eunhyuk” panggil Yuri.
...

Sunny, kamu harus tidak apa-apa. Sun...Sunny... kamu belum bersama Eunhyuk... ti...tidak boleh mati. Sunny-ya,

Donghae duduk di tempat duduk yang khusus orang-orang yang menunggu. Dia mengepal kedua tangannya, kepala tertunduk dan dua kepal tangannya itu dibawah dahi. Mulutnya terus bergumam nama Sunny. Tubuhnya bergetar hebat, kalau melihat lebih dekat, muka Donghae basah.

Tap tap tap

Eunhyuk menabrak pintu operasi yang terbuat dari besi. Dahinya ternempel disana, tidak dipeduli dahinya yang dingin karena besi. Pintu itu tidak mau terbuka. “Sunny!” panggil Eunhyuk.
Eunhyuk menoleh kekiri, kosong, menoleh ke kanan, disana Donghae duduk tidak berdaya dengan tubuh yang bergetar seperti tubuhnya sekarang. Eunhyuk menahan emosi, tangannya mengepal ingin sekali dia menghajar Donghae.

Tidak ada dia disisi Sunny, baru saja kemarin memutuskan hubungan dengan Sunny jadi sekarang yang Sunny ada hanya Donghae. tapi hari ini, langsung terjadinya kejadian yang orang-orang tidak mau. Eunhyuk berjalan dengan pelan, mendekat Donghae.

“Donghae” panggil Eunhyuk pelan. 

“...”

Tidak ada tanggapan. “Donghae, angkat kepalamu” perintah Eunhyuk, suaranya normal.

“...”

Lagi-lagi tidak ada tanggapan. “Donghae-ya!” bentak Eunhyuk. “angkat kepalamu, neo pabo!” bentak Eunhyuk tidak bisa mengontrol emosinya lagi. “diam mulutmu” gumam Donghae dengan volume kecil, tapi terdengar cukup jelas ditelinga Eunhyuk.

Yuri yang sudah dibelakang Eunhyuk, dia menaruh tangannya disebelah bahu Eunhyuk, “sudahlah Eunhyuk, sekarang kita seharusnya berdoa agar Sunny selamat” saran Yuri. Yuri tau kalau Donghae sangat sakit sekarang, begitu rapuh, begitu hancur. Seperti Sunny ketika melihat kedekatannya dengan Eunhyuk yang membuatnya sakit.

“mwo a?! Angkat kepalamu sekarang juga!” bentak Eunhyuk lagi, emosinya meluap-luap mendengar apa yang dikata Donghae tadi. Yuri tersentak, “kita lagi di rumah sakit Hyuk! Jaga sikap mu!” kata Yuri galak.
“aku sudah tidak ada di sisi Sunny, seharusnya kamu menggantikan aku. Tapi ketika aku meninggalkan Sunny malah kejadian ini yang terjadi?!” Donghae masih menunduk kepalanya. Eunhyuk menggeram, dia menarik kerah Donghae membuatnya berdiri kemudian menghantam Donghae ke dinding, “argh!” ringis Donghae kesakitan, kepalanya berdenyut-denyut karena kepala nya terhantam di dinding cukup keras.

Merasa tidak senang dengan perbuatan Eunhyuk, Donghae pun mencengkram kerah Eunhyuk. “lepaskan aku!” perintah Donghae. Eunhyuk menghantam kepala Donghae kedinding lagi. “kurang ajar!” 

Buagh!

Tinjuan yang keras menuju pipi kiri Eunhyuk. “kyaaa!” teriak Yuri, darah mengalir di bibir Eunhyuk. “hentikan!” mohon Yuri. Dia segera menjauhkan dua sahabat itu yang sedang berantam. “kamu seharusnya jaga sunny! Tapi kenapa begini!” teriak Eunhyuk sesudah jauh dari Donghae. air mata mengalir begitu saja di mata Donghae, “kamu pikir aku mau kejadian ini terjadi?! Iya! semua aku yang harus jaga Sunny! Tapi semenjak kamu sama Yuri kamu jadi tidak pernah berada di sisi Sunny!” serang Donghae. air mata Eunhyuk mengalir, “kalau terjadi sesuatu sama Sunny kamu jangan pikir kamu masih bisa hidup” ancam Eunhyuk.
Terdengar keributan yang dahsyat didepan ruang operasi. Akhirnya beberapa suster datang menghentikan mereka. “Sunny” gumam Eunhyuk dan Donghae bersamaan, kepala mereka tertunduk, hanya Sunny dan senyumannya yang ada didalam benak mereka.

Yuri yang disana hanya bisa menatap mereka dua dengan perasaan bersalah. Dia mulai berpikir seharusnya dari pertama dia tidak menerima Eunhyuk, kalau tidak kejadian seperti ini tidak akan berlaku. Tapi semuanya sudah terlambat. Regrets always come late.

...

Dua sahabat itu dirawat karena bibir Eunhyuk yang berdarah, dan kepala Donghae yang sangat sakit tidak bisa berhenti. Jadi yang ada di tempat tunggu hanya Yuri. Yuri jalan bolak-balik, duduk, perasaannya tidak tenang. Operasi sudah berjalan dari 3jam yang lalu, tapi belum selesai juga.

Lampu led ‘OPERASI’ mati. Yuri langsung berdiri didepan pintu besi itu. Pintu besi itu terbuka, seorang dokter keluar. “Dokter, Soon... Soon Kyu, bagaimana dia?” tanya Yuri khawatir. “kamu...?” dokter itu tampak bingung. “naega... chingu-ya” jawab Yuri. Dokter itu melihat sekeliling, “kamu tidak mengkontak keluarga Soon Kyu dulu?” tanya dokter itu. Yuri menepuk dahinya, “Donghae belum panggil ya” kata batin Yuri.

“mianhae, kejadian disekolah, jadi aku teman baiknya terlalu khawatir sampai lupa mengkontak keluarganya. Tapi... em, kalau boleh tau keadaan Soon Kyu...” desak Yuri. Dokter itu menghela nafas, “sebaiknya segera menelepon keluarganya, mau menyuruh mereka mengurus formulir” ucap dokter itu. Yuri memutar bola matanya, dia mulai kesal, “arasou! Sekarang Soon Kyu gimana?!” tanya yuri mulai kehilangan kesabarannya.
“kepalanya terhantam cukup keras, dia kena gegar otak tapi tidak serius, tapi lebih baik terus memperhatikan dia. Dia sekarang sudah melewati komanya. Sekarang tinggal obat bius habis dan tunggu dia bangun. Tapi, aku menebak, dia tidak mungkin akan cepat bangun” jelas dokter itu.

Yuri mengerjap matanya, “wae?” tanya Yuri. “bukannya sudah kubilang. Dia kena gegar otak, walaupun tidak serius, tapi dia tidak mungkin cepat bangun” jawab dokter itu sopan. “aku masih ada pasien, permisi” pamit dokter itu. 

...

Yuri berjalan ke ruang pasien, 503, dimana dua sahabat yang tadi dirawat berada. 

Tok tok,
 “masuk” terdengar suara Eunhyuk dari dalam. Dengan pelan Yuri mendorong pintu itu. “annyeong, Hyuk” sapa Yuri, “Hae” sambung Yuri. Donghae tidak menoleh ke Yuri sedikit pun, dia sibuk melihat keluar, entah apa yang dilihat. Muka Yuri menjadi khawatir melihat Donghae. “tidak usah peduli dia” kata Eunhyuk yang tersenyum ke Yuri. 

“aku sudah menelepon mama Sunny, dia sekarang on the way” ucap Yuri. Mendengar ‘Sunny’ Donghae langsung menoleh ke Yuri, muka Eunhyuk menjadi murung. “Sunny... dia sekarang bagaimana?” tanya EunHae bersamaan, suara mereka lemah. Yuri menghela nafas, dia menceritakan apa yang tadi dokter itu bilang dengannya.

“kapan Sunny bangun ya?” tanya Donghae pada diri sendiri. “kamu sudah jenguk Sunny?” tanya Eunhyuk, dijawab dengan gelengan. “kita sama-sama pergi lihat yuk” ajak Yuri. Eunhyuk senyum dan mengangguk kepalanya. “kaja Hae” ajak Eunhyuk. Donghae dengan pelan turun dari ranjangnya. Eunhyuk menggandeng tangan Yuri menuju ruang Sunny. Diikuti Donghae yang dibelakang, matanya kosong, tapi benaknya semua Sunny.

...

Cklek, “hhu...hhu... hiksss”

Terdengar suara isakan, Eunhyuk membuka pintu lebih lebar. “ahjumma” panggil Eunhyuk. yang dipanggil, yaitu mama Sunny menoleh Eunhyuk. mukanya basah, “kenapa kalian tidak segera menelepon ku?!” bentak mama Sunny, emosi karena putri kesayangan kecelakaan tapi tidak dikasih kabar oleh dua sahabat putrinya itu.

“’jjeongmal mianhae, kita sendiri saja sudah kacau” ucap Eunhyuk, “mianhae” ucap Donghae, kemudian mereka dua membungkuk badan mereka. Mama Sunny menghela nafas letih, dia menggeleng kepalanya, “seharusnya kejadian seperti ini tidak boleh terjadi” gumam mama Sunny.

“ini semua salahku, meninggal dia di gerbang” jelas Donghae. Eunhyuk menghentikan Donghae, “karena aku sibuk pacaran aku jadi tidak punya waktu dan tidak pernah disisi Sunny” kata Eunhyuk. “kalau aku menyuruhnya ikut aku, kejadian ini tidak akan terjadi” jelas Donghae tidak mau kalah. “kalau aku meluangkan waktuku lebih lama disisi Sunny...”

“gwaenchana” potong mama Sunny. “Geundae...” ucap Donghae dan Eunhyuk bersamaan, “sudah, kejadian ini bukan salah kalian. Ini hanya... kecelakaan” kata mama Sunny pelan. Mama Sunny menghapus air matanya.

Mencoba tersenyum, senyum paksa. Digenggamnya tangan putrinya itu, yang terbaring lemas, mata tertutup. “sayang, cepat bangun. Chinguduel semua menunggu. Terutama Eunhyuk... dan Donghae. kamu dengar?” ucap mama sunny, bibirnya bergetar, tangannya yang bergetar juga membelai rambut Sunny yang pendek.
Donghae yang tidak tahan melihat orang yang sangat disayangnya itu terkulai lemas, air mata mengalir lagi. Dia terisak kecil, menutup matanya dengan lengannya, tidak peduli bajunya yang sudah basah semoga kalau kejadian ini hanyalah mimpi buruk. 

Berbagai selang dikeliling Sunny, begitu tersiksa melihat pemandangan ini bagi EunHae dan Yuri. Eunhyuk mendekat mama Sunny. Dia mengelus punggung mama Sunny, air mata sudah berkumpul di kelopak mata, pandangan kabur. “ahjumma, kamu kelihatan letih. Kamu pulang dan istirahatlah, aku suruh Yuri antar ya” saran Eunhyuk. “biar aku dan Donghae yang jaga” tawar Eunhyuk. tes, air mata akhirnya jatuh. Mama Sunny menggeleng kepalanya, tidak mau meninggali putri kesayangannya itu. “ahjumma, ayolah, biar aku dan Donghae yang jaga malam ini. Besok, baru gantian ahjumma” desak Eunhyuk. 

Sudah cukup sakit melihat orang kesayangannya terkulai lemas, tidak mau lagi ditambah seseorang yang sudah dianggap ibunya juga derita. “yuri” panggil Eunhyuk. yuri yang mematung dari tadi jalan mendekat. “tolong, bawa ahjumma pulang rumah ya, tidak keberatan kan kamu menjaganya sebentar” pinta Eunhyuk. Yuri menghapus air matanya yang tadi hendak mengalir, “arasou” balas Yuri. “ahjumma, pulanglah”
“kaja yo ahjumma. Biar Hyuk dan Donghae yang jaga ya” ucap Yuri. Perlahan akhirnya mama Sunny mau pulang, dia berdiri dari tempat duduknya. “hari ini merepotkan kalian” kata mama Sunny. Donghae yang masih menutup matanya hanya menjawab, “em” tanpa mau membuka matanya. “annyeong” kata Eunhyuk.

Blam.

Pintu tertutup, mama Sunny dan Yuri sudah pergi. Sekarang yang berada dikamar hanya ada Donghae, Eunhyuk, dan... Sunny. Donghae membuka matanya perlahan, pandangannya kabur tapi terlihat jelas Sunny yang berbaring. Donghae menjalan dekat, digenggamnya tangan Sunny, dikecupnya, “Sunny, cepat bangun. Kamu dengar?” ucap Donghae pelan, bibir yang masih menempel di tangan Sunny, mata yang masih sembab, muka yang basah.

Muka yang kacau tidak kalah dari Donghae, Eunhyuk menempel dahinya kedahi Sunny, “Sunny-ya, cepat bangun, setelah itu aku akan selalu disisimu, kamu dengar?” kata Eunhyuk, kemudian dikecupnya dahi Sunny.
Dalam 1 hari, terjadinya semua kejadian yang semua orang tidak mau terjadi. Tapi, terjadi juga.
Hanya satu permintaan, 

Sunny-ya, cepat bangun. Kamu dengar?

[to be continue]


spoiler I'll Always Be At Your Side, chp 12

..
 
Eunhyuk terus membaca. Membaca sampai halaman terakhir yang ditulis Sunny.

25 September
God! Kenapa Eunhyuk harus mengetahui alasan kenapa aku menghindarinya.
Sebelumnya semuanya seharusnya baik-baik saja. Dan begitu bodohnya aku mengatakan dengan entengnya. Hyuk, kamu tau. Ketika melihat punggungmu jalan menjauhiku. Ketika kamu mendoakan aku semoga aku menemukan laki lebih bagus dari mu dan tentu saja itu artinya kamu tidak mungkin bersamaku karena kamu sudah ada Yuri. Dan putuslah persahabatan kita yang sudah jaga bertahun-tahun.
Aku tau itu, tapi haruskah kamu bilang begitu. Tadi, ketika membantu mama masak. Aku mengambil alih memotong sayur. Ketika aku memegang pisau yang tajam itu, aku tujukan ke pergelangan tanganku. Ingin sekali mengakhir kehidupanku. Bagaimana kehidupanku tanpamu.
Saranghaeyo Eunhyuk. 

...

“tidak mungkin” 

I’m back Yuri. Do you miss me? I hope you like these flowers.
Love, Henry

...